Sabtu, 21 April 2012

MENYAMBUT RAMADHAN

TARHIIB RAMADHAN
Alhamdulillah, pada tahun ini kita-insya Allah- akan kembali bertemu dengan tamu mulia bulan
suci Ramadhan. Bulan penuh berkah, rahmat dan maghfirah, bulan diwajibkan shiyam dan
diturunkan Al-Qur’an sebagai hidayah untuk manusia. Malam diturunkan Al-Qur’an disebut Malam
Kemuliaan (Lailatul Qodr) yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan ibadah dan pembinaan kaum
muslimin menuju derajat muttaqiin.
Khutbah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyambut Ramadhan

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sangat gembira dan memberikan kabar gembira kepada
umatnya dengan datangnya bulan Ramadhan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan keutamaan-keutamaannya dalam pidato penyambutan bulan suci Ramadhan:
عَنْ سَلْمَانَ الفَارِسِي قَالَ: خَطَبَنَا رَسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي آخِرِ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَان فقال "يا
الى 􀑧 لَ اللهُ تَعَ 􀑧 أيها النا سَ قَدْ أَظَلَّكُم شَهْرٌ عَظِيْمٌ شه رٌ مُباركٌ، شه رٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، وَجَعَ
ا 􀑧 ضَةً فِيْمَ 􀑧 نْ أَدَّى فَرِيْ 􀑧 انَ آَمَ 􀑧 رِ آَ 􀑧 نَ ا لْخَيْ 􀑧 صْلَةٍ مِ 􀑧 هِ بِخَ 􀑧 رَّبَ فِيْ 􀑧 نْ تَقَ 􀑧 صِيَامَهُ فَرِيْضَةً وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَ
صَّبْرُ 􀑧 صب رِ وَال 􀑧 ه رُ ال 􀑧 سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فريضةً فِيْهِ آان آمن أدّى سَبْعِيْنَ فريضةً فيما سواه، وهو ش
ر ةً 􀑧 هُ مغف 􀑧 ان لَ 􀑧 ائِمًا آ 􀑧 هِ صَ 􀑧 رَ فِيْ 􀑧 نَ فَطََّ 􀑧 ؤْمِنِ، مَ 􀑧 ثَوَابُهُ ا لْجَنَّة، و شهرُ ا لْمُوَاسَاةِ وشه رٌ يُزَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُ
ا 􀑧 ا: يَ 􀑧 يء . قُلْنَ 􀑧 رِه ش 􀑧 ن أج 􀑧 نْقُصَ مِ 􀑧 رِ أنْ يَ 􀑧 نْ غَيْ 􀑧 رِهِ مِ 􀑧 لَ أَجْ 􀑧 لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ ال نَّارِ، وآان له مث
ذا 􀑧 ي ا للهُ ه 􀑧 لم : يُعْطِ 􀑧 ه وس 􀑧 لى الله علي 􀑧 و لُ الله ص 􀑧 ال رس 􀑧 رسولَ ا للهِ لَيْسَ آُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفَطِّرُ ال صَائم؟ فق
قَاهُ اللهُ 􀑧 ائِمًا سَ 􀑧 بَعَ صَ 􀑧 نْ أَشْ 􀑧 اءٍ، ومَ 􀑧 نْ مَ 􀑧 رب ةٍ مِ 􀑧 الثوابَ مَنْ ف طَّر صائما على مَذْقَةِ لَبَنٍ، أو تَمْرَةٍ، أو ش
قٌ 􀑧 رُهُ عِتْ 􀑧 مِنْ حَوْضِي شرب ةً لاَ يَظْمَأ حتَّى يدخلَ الجنةِ، وهو شهرٌ أَوَّلُهُ رحمةٌ وَأَوْسَطُهُ مغفرةٌ، وآخِ
صَالٍ: 􀑧 عِ خِ 􀑧 نْ أَرْبَ 􀑧 هِ مِ 􀑧 تَكْثِرُوْا فِيْ 􀑧 ار، فَاسْ 􀑧 مِنَ ال نَّارِ، مَن خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْآِهِ فيه غَفَرَ له و أَعْتَقَهُ مِنَ الن
ا 􀑧 وْنَ بِهِمَ 􀑧 انِ تَرْضَ 􀑧 صْلَتَانِ ال لَّتَ 􀑧 ا ا لْخَ 􀑧 ا. فَأَمَّ 􀑧 خَصْلَتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخَصْلَتَانِ لاَ غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَ
ةَ 􀑧 سْأَلُوْنَ الجن 􀑧 ا فَتَ 􀑧 م عنهم 􀑧 ى بِك 􀑧 ان لا غِنَ 􀑧 ا اللت 􀑧 سْتَغْفِرُوْنَهُ، وأمَّ 􀑧 ه إلاَّ الله وَتَ 􀑧 شَهَادَةُ أنْ لاَ إل 􀑧 مْ فَ 􀑧 رَبَّكُ
دخ لَ 􀑧 ى ي 􀑧 أُ حتَّ 􀑧 ربةً لاَ يَظْمَ 􀑧 ي شُ 􀑧 نْ حَوْضِ 􀑧 قَاهُ اللهُ مِ 􀑧 ائما س 􀑧 ه ص 􀑧 بَعَ في 􀑧 نْ أَشْ 􀑧 ارِ وَمَ 􀑧 نَ النَّ 􀑧 هِ مِ 􀑧 وَتَعُوذُونَ بِ
الجنة
Dari Salman Al-Farisi ra. berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah pada hari
terakhir bulan Sya’ban: Wahai manusia telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh
berkah, didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya
wajib, dan qiyamul lailnya sunnah. Siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti
mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Siapa yang melaksanakan kewajiban, maka
seperti melaksanakan 70 kewajiban di bulan lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan
kesabaran balasannya adalah surga. Bulan solidaritas, dan bulan ditambahkan rizki orang beriman.
Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api
neraka dan mendapatkan pahala seperti orang orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi
pahalanya sedikitpun ». kami berkata : »Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam Tidak
semua kita dapat memberi makan orang yang berpuasa ? ». Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:” Allah memberi pahala kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan satu
biji kurma atau seteguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan dimana awalnya rahmat, tengahnya
maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Siapa yang meringankan orang yang
dimilikinya, maka Allah mengampuninya dan dibebaskan dari api neraka. Perbanyaklah
melakukan 4 hal; dua perkara membuat Allah ridha dan dua perkara Allah tidak butuh dengannya.
2 hal itu adalah; Syahadat Laa ilaha illallah dan beristighfar kepada-Nya. Adapaun 2 hal yang Allah
tidak butuh adalah engkau meminta surga dan berlindung dari api neraka. Siapa yang membuat
kenyang orang berpuasa, Allah akan memberikan minum dari telagaku (Rasul saw) satu kali
minuman yang tidak akan pernah haus sampai masuk surga” (HR al-‘Uqaili, Ibnu Huzaimah, al-
Baihaqi, al-Khatib dan al-Asbahani).
Persiapan Diri Secara Maksimal
Persiapan Mental
Persiapan mental untuk puasa dan ibadah terkait lainnya sangat penting. Apalagi pada saat
menjelang hari-hari terakhir, karena tarikan keluarga yang ingin belanja mempersiapkan hari raya,
pulang kampung dll, sangat mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan kekhusu’an ibadah
Ramadhan. Dan kesuksesan ibadah Ramadhan seorang muslim dilihat dari akhirnya. Jika akhir
Ramadhan diisi dengan i’tikaf dan taqarrub yang lainnya, maka insya Allah dia termasuk yang
sukses dalam melaksanakan ibadah Ramadhan.
Persiapan ruhiyah (spiritual)
Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca
Al-Qur’an saum sunnah, dzikir, do’a dll. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban,
sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:” Saya tidak melihat Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat
dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim).
Persiapan fikriyah
Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait
dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa tidak menghasilan kecuali lapar dan
dahaga. Hal ini dilakukan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang
beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka.
Persiapan Fisik dan Materi
Seorang muslim tidak akan mampu atau berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit. Oleh
karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan
lingkungan. Rasulullah mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan
kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di bawah ini :
• Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud).
• Berobat seperti dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim.
• Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
kepada sahabat Abdullah ibnu Mas’ud ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan
tidak dengan wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami).
Sarana penunjang yang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal untuk bekal ibadah
Ramadhan. Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan sebagai bekal ibadah
Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah secara khusu’ dan tidak
berlebihan atau ngoyo dalam mencari harta atau kegiatan lain yang mengganggu kekhusu’an ibadah
Ramadhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman